Jaejoong menarik ujung kran westafel, kemudian membasuh tangannya sambil terus mengamati namja di sebelahnya yang sedang berdandan.
"Yak! Kurang kerjaan, eoh? Kenapa, mau dandan juga??" bentak namja itu kesal.
"Kenapa ribut-ribut?? Bicara sama siapa?" tanya temannya yang baru keluar dari kamar kecil.
"Dia, dari tadi lihatin aku dandan terus," adu namja itu sambil mengibas-ibaskan tangannya. Baek Ho, namja yang keluar dari kamar kecil tadi mencibir sambil melirik Jaejoong.
"Biarkan saja, dia hanya iri dengan kita. Liat aja muka yang pucat itu, sudah seperti mayat hidup. Cari obyek lain yang bisa dipelototin!" cerocos Baek Ho.
Jaejoong tidak menyahut, ia terus mengamati dua namja tadi dari pantulan cermin.
"Aku kasih tahu, ya. Ini namanya make up!" Giliran Ren yang mengomel gemas.
"Eungg... apa ada pentas topeng monyet di sini?" ledek Jaejoong.
"Pentas? Hah! Eh, kurang ajar, berani dengan kita, eoh?" hardik Ren.
"YA! Kamu anak baru jangan macam-macam dengan kita! Tidak tahu siapa kita 'kan?" sambung Baek Ho.
"Kau pasti pemeran utamanya," jawab Jaejoong yang langsung keluar dari kamar mandi dengan cuek.
"MWO!!! YA!! Tunggu, jangan kabur!" teriak Baek Ho kesal sambil mengejar Jaejoong. Buru-buru Ren mengemas make up-nya.
"Changmin!!" panggil Baek Ho. Kebetulan orang yang dipanggilnya akan masuk ke toilet.
"Dia cari gara-gara, dia ngehina Ren. Katanya Ren topeng monyet," adunya.
"Masa namjachingumu dibilang mirip monyet, sih? Menurutku sih tidak mirip. Tapi anak kampungan itu dari tadi liatin Ren dandan, jadinya kita gerah... terus dia......"
"Bisa diam?" tanya Changmin dingin dan langsung membuat Baek Ho bungkam.
Changmin mengamati Jaejoong yang berlalu cuek. Melihat Changmin tak berkomentar lagi, Ren berteriak.
"Dasar pengecut! Takut ya? Baru tahu 'kan berhadapan dengan siapa! Makanya jangan sok!"
Mendengar itu, Jaejoong menghentikan langkahnya dan membalikkan badan. Menatap tajam ke arah mereka bertiga, terutama Changmin yang berbadan tinggi melebihi tinggi badannya, tampan namun berwajah kekanakkan, atletis, maskulin, trendi, dan.... dandy. Rambut hitamnya juga di-spike pada bagian poni, seperti milik Jaejoong.
Namja cantik itu melengos acuh.
"Dia yang sudah menghina aku, Chagi. Menyebalkan sekali. Beri pelajaran, Chagi!" Changmin menatap Jaejoong seksama.
"Biarkan saja. Dia memang tidak terawat," cuek Changmin. " Dia hanya iri padamu," lanjutnya sinis.
"Iri? Sama topeng monyet? Hahahaha......" Tawa Jaejoong meledak seketika.
"Namjachingumu saja yang kepedean. Tadinya kupikir dia keracunan. Tapi setelah aku amati ternyata hanya lipstick ungu. Hampir saja kusiram air untuk pertolongan pertama."
Ren semakin memerah. Baek Ho terkikik geli di belakang punggung Changmin. Memang benar yang dikatakan Jaejoong, saat itu Ren memakai lipstick ungu muda. Membuat siapapun yang melihatnya akan mengira ia sedang keracunan.
Changmin hanya diam. Ia melirik Ren.
'Ckck, memang benar juga yang dia katakan, hhuft... Kenapa dia centil sekali, sih?' batinnya.
"Minnie~ah, kenapa diam? Masa kalah sama dia? Payah, harusnya kamu membelaku. Harga diriku dilecehkan, itu sama saja melecehkanmu!" protes Ren.
"Diam!!" bentak Changmin kesal.
"Mwo! Berani membentakku, eoh? Minta putus? Oke, putus saja!"
Ren terus saja berteriak. Changmin pergi begitu saja tanpa mempedulikan namjachingunya itu.
Jaejoong menyeringai puas. Kemudian ia pun meninggalkan dua tokoh topeng monyet yang masih berceloteh.
_________#####_________
Pulang kuliah Jaejoong dijemput sopir pribadi yang sudah menunggu di parkiran khusus mobil rektor.
"Mulai besok jangan parkir di sini lagi! Ini khusus parkir rektor," tegur petugas parkir ketika Jaejoong hendak masuk mobil.
"Mulai besok aku parkir di sini!" bantah Jaejoong.
"Anda mahasiswa jadi harus mentaati peraturan. Mahasiswa parkirnya di situ," tunjuk petugas parkir rektor tak ingin kalah.
"Kalau masih ingin menjadi petugas parkir, Jangan membantahku!"
"Ini tanggung jawab saya, Anda harus mentaati aturan di sini. Kalau rektor kepala tahu, Anda bisa di Drop Out. Dipecat jadi mahasiswa!" ancam petugas parkir itu.
Braaakk...!!!
Jaejoong masuk ke dalam mobil dengan membanting pintu mobil kesal. Ia menatap tajam ke arah sopir yang ada di depannya.
"Telpon Rain!!! Suruh dia untuk memecat rakyat jelata itu!"
Sopir itu langsung melaksanakan perintah sang majikan.
Jaejoong membuang pandangannya pada jalan-jalan yang sedang macet itu.
.
.
.
.
Chapter 1 END...
TBC...
Thank a lot have red this.. :D
.
0 komentar:
Posting Komentar