Jumat, 28 September 2012

FF BROTHERSHIP// The Law// Jungsoo(Leeteuk)// PART 1





         


Tittle :: The Law
Genre :: Brothership, Family, little fantasy (?), nan molla -,-
Pairing :: JungTeuk       
Cast :: Kim JungSoo, Kim Leeteuk, Kim Yunho (Appa), Kim Jaejoong (Eomma), dll
Disclaimer :: This Story is MINE and Pairing JungTeuk is M.I.N.E !!!!!! #ngotot#
Warning :: 
* Penggantian nama Marga adalah faktor kesengajaan.
* FF punyaku jadi terserah donk mau aku apain.. ok! ^^ 
* Terima kritik, saran, flame, bash readers  asal untuk membangun tulisan :D
* Terlalu banyak kesalahan dalam penulisan. Maaf..
* NO COPY & NO PLAGIAT (all or same of this part FF without permit from me) READ, YES! :)

~~~~~~~~ The Law ~~~~~~~~ The Law ~~~~~~~~~ The Law ~~~~~~~~~

Sepasang malaikat itu tengah duduk manis di kursi kebesarannya yang tampak berkilau emas. Sedangkan dua malaikat muda yang ada di hadapan mereka tampak menundukkan kepalanya sambil bersimpuh.

Salah satu malaikat yang sedang duduk di kursi itu mempunyai sayap putih bersih. Ia tengah sibuk menatap tajam dengan geram pada dua obyek di depannya. Mata musangnya menyelidik tiap inci ke wajah dua malaikat muda yang ada di hadapannya itu. Jika ini sebuah komik, tentu saja bisa digambarkan dengan kilatan-kilatan petir yang keluar dari kedua matanya.

Berbeda dengan malaikat cantik yang ada di sebelahnya. Ia tidak peduli dengan kedua obyek di depannya, ia justru memandang cemas ke namja tampan yang bersayap putih. Sesekali bibir merah cerrynya bergerak-gerak tak jelas. Entah apa yang ia gumamkan. Bosan dan cemas yang ia rasakan. Kini badannya ikut bergerak gusar membuat sayap hitam di punggungnya bergoyang pelan. Ia benar-benar tak suka dengan kesunyian ini.

"Sudah berapa kali Appa bilang untuk tidak menampakan wujud asli kalian di hadapan manusia, eoh??" ucap malaikat tampan geram.

"Tap...tapi Jungsoo Hyung yang membuatku kesal duluan, jadi aku tidak bisa mengontrol emosiku," bantah malaikat muda bersayap putih. Sedangkan namja yang bernama Jungsoo merasa tidak terima dengan tuduhan itu, langsung memberikan deathglare gratis. Membuat namja di sebelahnya bergidik ngeri.

"Jangan hanya menyalahkan Hyungmu, Teukie-ah! Ini semua karena ulah kalian yang selalu berkelahi itu. Sampai kapan kalian akan berhenti bertindak seperti anak-anak, eoh??" tanya sang Appa dengan nada kesal.

"Mian," sesal Jungsoo.

Wow, tidak biasanya ia mengucapkan kata yang menurutnya tabu itu. Bukan berarti sifatnya jahat atau apa, hanya saja ia paling tidak bisa mengungkapkan kata-kata manis seperti itu.

"Untung saja Raja Siwon tidak menghukum kalian. Aiish, karena ulah kalian itu aku harus memohon-mohon sambil berlutut padanya." Yunho mengacak kesal rambut hitamnya. "Tapi jangan senang dulu, karena Appa yang akan menghukum kalian," lanjutnya.

"Mwo!!" teriak Leeteuk dan juga sang Umma, sedangkan Jungsoo membelalakkan mata almondnya.

"Appa jebal, jangan suruh aku untuk memberi makan ikan-ikan di laut seperti waktu itu!" sahut Leeteuk panik. "Ahh, aku juga tidak mau untuk mendaftar kematian ratu semut," lanjutnya.

‎"Ani. Aku akan memberi hukuman yang mendidik kali ini. Kalian akan aku kirim ke bumi dan menjadi manusia," ucap Yunho datar.

"MWO!!!!!!" teriak si kembar dan sang Umma bersamaan.

"YUNNIE!!"

"APPA!!"

"Andwae, Appa! Aku tidak mau! Jebal! Apapun akan ku lakukan asal tidak di tempat yang penuh kebohongan itu. Jebal Appa, hmm??" Leeteuk menangkupkan kedua tangannya sambil berlutut. Tatapan matanya dibuat se-aegyo mungkin. Tapi naas, sang appa tetap tak bergeming melihat puppy eyesnya.

"Berhenti menatapku seperti itu! Kau tak akan bisa mengubah keputusan Appa, Teukie-ah. Ckck, lihat Hyungmu! Dia tidak menolak keputusan Appa."

Jungsoo yang mendengar ia disebut-sebut langsung mengangkat kepalanya dan menatap sang Appa dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Aishh, Hyung cepat katakan sesuatu!" kata Leeteuk sambil menarik-narik lengan Hyungnya.

"Shireo!" sahut Jungsoo singkat. Ia menatap tajam Appanya.
Mendengar komentar anaknya yang diluar dugaan itu membuat mata musang Yunho melebar.

"Kau tidak akan melakukannya kan, Bear??" Giliran Jaejoong yang mengeluarkan puppy eyesnya.

"Ani. Aku akan melakukannya, Boo."

"Mwo! Kau tega melakukan itu, Yun??"

"Kenapa tidak, Boo? Toh ini demi kebaikan mereka juga."

"Mwoya! Kebaikan?? Di tempat itu tidak ada yang baik, Yun. Ayolah my Yunnie Bear, maafkan mereka! Mereka masih anak-anak, Yun. Lagipula kejadian itu bukan kesalahan mereka sepenuhnya."

Mendengar Ummanya mengatakan bahwa mereka masih anak-anak, Jungsoo mendelik menatap umma. Ia paling tidak suka dianggap masih anak-anak.
'Ck, siapa yang anak-anak? Kalau dia, aku percaya,' pikirnya sambil melirik kembarannya.

"Diam, Boo! Sikapmu inilah yang membuat mereka selalu seperti anak-anak. Jangan memanjakan mereka terus!" kata Yunho tegas tapi menusuk. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi Jaejoong yang notabene sangat sensitif?

"Yu..Yunnie?" Jaejoong terkejut dan menatap suaminya itu dengan mata yang siap menumpahkan cairan krystal bening.

"Oke, detik ini juga kalian berangkat. Kalian tidak akan bisa kembali sebelum merubah sikap itu!"

"Andwae! ANDWAE..!!! Umma..umma.. tolong aku! Aku tidak mau, Umma! Appa, Jebal!" teriak Leeteuk panik. Dengan cepat ia menghampiri Jaejoong. Mata almondnya sudah menumpahkan air mata.

Saat tinggal selangkah lagi ia dapat meraih tubuh ummanya, tiba-tiba...

Splaaaaashh...

"ANDWAEEE!!" teriak Jaejoong, lalu ia menatap tajam dengan air mata yang telah mengalir deras ke arah namja tampan yang melakukan itu.

"Huufttt,..." Yunho menghela napas panjang. Ia tahu setelah ini pasti akan ada 'hadiah' yang ia terima dari malaikat cantik itu.

Dua malaikat muda itu kini benar-benar menghilang setelah Yunho menjentikkan jari-jari indahnya. Mungkin sekarang mereka telah sampai di bumi.

____(~,~ )____    ____(~,~ )____    ____(~,~ )____    ____(~,~ )____

"Euunggh..."

Desahan kecil keluar dari mulut Jungsoo saat matanya terbuka sedikit karena belum terbiasa dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela.

"E.. eh dimana ini??" Jungsoo memerhatikan keadaan disekitarnya.

Ia merasa asing dengan kamar itu. Merasa penasaran, ia bangkit dari kasurnya sambil menolehkan kepalanya. Tatapannya tertuju pada namja yang mirip dirinya. Ia masih memejamkan matanya dengan posisi terlungkup.

Tempat itu tenyata hanya mempunyai hanya dua ruangan. Satu kamar mandi dan satu lagi ruangan yang mereka tempati itu sendiri. Ruangan yang sekaligus dapur, ruang makan, ruang tamu, ruang belajar dan kamar tidur. Oh God, ini lebih mirip seperti kandang. Lebih tepatnya kandang mewah, karena sebenarnya tempat itu benar-benar mempunyai desain minimalis namun tetap modern.

Jungsoo keluar dari kamar itu. Saat pintu terbuka, sebuah taman kecil yang pertama kali terlihat. Well, ternyata itu sebuah rumah bukan apartement. Ia berdiri di tengah pekarangan itu sambil menatap rumah kecil di depannya. Bisakah itu disebut rumah? Tapi kenapa lebih mirip gubuk derita? Yah, meskipun tak separah itu juga sih.

Rumah itu cukup unik. Bangunan yang bundar tidak teratur, atap yang melengkuh berwarna merah dengan motif polkadot putih, pintu dan jendela juga berukuran mini dari biasanya. Singkatnya, rumah itu seperti rumah jamur yang ada di dongeng kurcaci itu.

Meskipun kecil, rumah itu sangat nyaman karena dikelilingi tanaman-tanaman yang berbunga dan juga pohon-pohon yang tidak terlalu tinggi. Pohon-pohon itu mempunyai cabang jadi sangat mudah untuk dipanjat, dan ternyata ada sebuah rumah pohon juga di atas situ.

"HYUNGIE!!" teriak Leeteuk membuyarkan pikiran Jungsoo. Ia berlari kearah kembarannya itu sambil melambai-lambaikan secarik kertas yang ada ditangannya. "Lihat ini!" suruhnya.

Jungsoo mulai membaca isi kertas itu.

Kalian bisa pulang setelah memperbaiki hubungan kalian. Cepat lambatnya kalian di bumi, tergantung kalian. Jalani kehidupan seperti manusia biasa, dan jangan harap bisa menggunakan kekuatan yang kalian miliki. Appa sudah menyiapkan beberapa keperluan untuk mengawali kehidupan di bumi, termasuk sekolah kalian. Hanya sekolah.

NB :: Jika kau telah mengucapkan satu kata sebagai 'password'nya, saat itu juga kalian kembali.

♥ YunJae ♥

Pesan yang cukup singkat tapi juga cukup membuat mereka bingung. Jungsoo masih tak bergeming. Ia mencerna pesan terakhir di surat itu. 'Apa maksudnya password? Kenapa hanya 'kau' bukan 'kalian'? Untuk siapa password itu?'

"APPAAAA NAPPEUNN...!!" teriak Leeteuk tiba-tiba sambil menengadahkan kepalanya ke langit biru. "UMMAAA YEPPEO JUGA NAPPEUNN...!!!"

"Bodoh!" gumam Jungsoo sebelum masuk ke dalam rumah mini.

Sementara di balik awan, sepasang malaikat tengah mengawasi namja kembar itu.

Namja bermata musang itu terkikik setelah mendengar teriakan namja berambut hitam yang terlihat kekanakkan. "Lihat, Boo! Dia berani mengejek Appanya yang tampan ini." Jaejoong mempoutkan bibirnya lucu. "Dia juga mengejekmu, Boo. Tapi aneh, mana yang benar? Umma yeppeo atau Umma nappeun?" Jaejoong kesal, ia memukul pelan lengan suaminya itu.

"Aku tampan!" tandasnya cepat. Kemudian ia mengepakkan sayap hitamnya dan pergi begitu saja.

____(~,~ )____    ____(~,~ )____    ____(~,~ )____    ____(~,~ )____


"Annyeonghaseyo, Kim Jungsoo imnida. Bangapseumnida." Jungsoo memperkenal diri di depan kelas sambil membungkuk sedikit.

"Annyeong, yeoreobun. Kim Leeteuk imnida. Panggil Leeteuk saja, atau Teukie juga boleh," ucapnya masih dengan senyum yang merekah. Ia memperkenalkan diri dengan bahasa yang tidak terlalu formal.

Suasana kelas menjadi tenang setelah songsaenim berhasil membujuk murid-muridnya untuk tidak ribut. Kedatangan mereka lah yang membuat kelas itu mendadak ricuh. Suatu moment langka mendapatkan teman baru yang serupa itu. Begitu kira-kira pikiran murid-murid itu. Namja kembar itu tidak ada bedanya, mulai ujung rambut hingga ujung jarinya semuanya sama. Seperti foto copy-an.

Musim gugur ini, mereka resmi menjadi murid SJ High School. Appanya telah menyiapkan segala sesuatu untuk sekolah mereka kemarin. Mulai dari surat-surat penting, seragam, dan sejumlah uang yang pasti akan segera habis jika mereka tidak mengisi ulangnya.

"Baiklah kalian boleh duduk. Tapi, sebelumnya ada yang ingin saya tanyakan. Ehmm... yang mana hyungnya?" tanya songsaenim Hankyung kikuk.

"Dia hyungku, Sam." jawab Leeteuk sambil menepuk pundak hyungnya.

Padahal Jungsoo baru akan membuka mulutnya, tapi malah didahului Leeteuk. Jungsoo mendengus.

Hankyung terkekeh pelan. "Kalian tidak ada bedanya. Baiklah, kalian boleh duduk. Cari bangku yang kosong!"

Leeteuk mengedarkan pandangannya ke ruangan itu. Ia mencari tempat duduk yang masih kosong. Akhirnya, mata almondnya berbinar setelah melihat dua bangku kosong di dekat jendela.

"Hyungie, di situ saja!" Jungsoo tidak menyahut. Ternyata ia sudah menempatkan diri di bangku yang bersebelah dengan namja imut. Bangku itu jauh dengan yang dimaksud Leeteuk tadi. Leeteuk hanya menatap hyungnya sambil tetap berdiri.

"Hei, kau boleh duduk di sini kalau kau mau," panggil seorang namja cantik. Ia menepuk bangku di sebelahnya. Leeteuk tersenyum senang.

"Jincha? Gomawo, Chullie," ucapnya setelah ia melihat name tag bertuliskan Kim Heechul di seragamnya.

Leeteuk menyimak penjelasan Hankyung songsaenim, sesekali ia mengobrol pelan dengan teman barunya itu. Meskipun mereka baru saja bertemu, tapi tampaknya kedua namja itu seperti sudah akrab. Leeteuk memang mudah bergaul dengan siapa saja, berbanding terbalik dengan hyungnya.
Kim Jungsoo, namja pendiam, tertutup, tidak bisa mengungkapkan perasaannya, berbicara jika itu dianggap penting, mempunyai jalan pikiran yang tidak bisa ditebak, cerdas dalam banyak hal kecuali dalam hal yang menyangkut perasaan. Satu kata yang tepat untuk menjelaskan itu semua, yaitu cool.



Kim Leeteuk, lahir lebih lambat 15 menit dari hyungnya. Namja ceroboh, manja, usil dengan hyung dan ummanya, kek

anak-kanakkan, mudah bergaul, bicara apa adanya, tidak terlalu pintar seperti hyungnya, tapi ia namja yang peka terhadap lingkungannya. Satu kata yang tepat untuk menjelaskan itu semua, yaitu warm.



Mereka 'dibuang' ke bumi oleh Appanya dengan keputusan sepihak dan menjalankan rutinitas manusia pada umumnya tanpa meninggalkan jejak sosok asli mereka. Akibat kecerobohan mereka, beberapa manusia tak sengaja melihat wujud asli mereka yang tengah melayang di udara. Tentu saja itu membuat gempar manusia di bumi. Itu termasuk pelanggaran.



Sebenarnya saat itu mereka tengah mengadakan pertarungan kecil. Karena kejahilan Leeteuk, ia berhasil membuat hyungnya kesal dan marah. Jungsoo ingin sekali memberi pelajaran saat itu, meski hanya sekedar menjitak kepalanya. Sedangkan Leeteuk tidak akan berhenti jika hyungnya belum beraksi. Sungguh, saat itu benar-benar moment langka yang sangat menyenangkan bagi namja usil itu.



Karena berbeda sifat yang amat jauh, itu membuat mereka sering terlihat tidak akur. Tapi, cepat pula redanya, mengingat sifat Leeteuk yang tidak pernah menganggap pertarungan kecil sebagai hal yang perlu dibesar-besarkan. Sedangkan Jungsoo? Entahlah, tidak ada yang tahu jalan pikirannya.


~~~~~~~~ The Law ~~~~~~~~ The Law ~~~~~~~~~ The Law ~~~~~~~~~


"Hyungie, kau mau makan malam dengan apa? Aku buatkan, ne?" tanya Leeteuk sambil memilih-milih bahan makanan di kulkas mini itu.



"Ani," jawab Jungsoo singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. Ia sedang malas makan.



"Aku masak ramen dengan sup kimchi saja ya hyungie?"



Tanpa menunggu jawaban dari hyungnya, ia langsung melesat untuk memasak. Tidak sampai satu 1 jam, makan malam sudah tertata rapi di atas meja kecil.



"Ayo makan, hyungie!" Jungsoo tak meresponnya, ia tetap sibuk dengan bukunya.



Leeteuk bangkit dari kursi meja makan untuk mencari sesuatu. Ternyata ia mengambil beberapa batang lilin lalu mulai menaruhnya di meja makan itu.



"Makan malam telah siap. Kajja, hyungie!"



"Kau duluan," gumam sang kakak tidak tertarik.



"Ayolah hyungie, berhenti menatap lembaran-lembaran itu!" Jungsoo tidak menjawabnya. Diam-diam Leeteuk keluar rumah, tapi melalui ekor mata Jungsoo menangkap gerakan itu.



Klikk!!



"YAKK!!" teriak Jungsoo kesal karena acaranya terganggu.
  

Apa yang terjadi? Ternyata Leeteuk mematikan aliran listrik yang ada di rumah minimalis itu. See! Ulah seperti apa lagi sekarang?

Dengan berjalan pelan, Leeteuk kembali masuk dan mulai menyalakan lilin yang telah ia persiapkan sebelumnya.
  

"Cepat nyalakan!!!" bentak namja cool itu.



"Ani, sebelum hyungie makan. Hhehe..." Leeteuk tertawa pelan melihat hyungnya kesal. "Aku tidak akan menyalakannya sebelum kau makan, dan jangan berpikir untuk menyalakannya karena..." Leeteuk menunjukkan dan menggoyang-goyangkan sebuah kunci kecil untuk mengunci box listrik di samping rumah.



Di saat beginilah Jungsoo ingin sekali menghajar namja yang mirip dengannya. Ia semakin kesal melihat senyum Leeteuk yang menampakkan lesung pipi kecil, sama yang Jungsoo miliki. Mau tak mau Jungsoo pun menurut, membuat Leeteuk tertawa pelan.



"Wow, suasana ini romantis sekali. Kita seperti sedang kencan saja ya, hyungie? Hhihii..."



Mereka mulai menyendokkan nasi ke piring masing-masing.



"Eungh, sebenarnya aku tidak yakin dengan rasanya, hyungie. Tapi aku yakin kalau pun tidak enak, ini tidak akan membunuhmu. Paling hanya sakit perut saja, hyungie. Hihihihi...."



"Ambilkan pisau itu!" pinta Jungsoo menunjuk pisau buah yang ada di atas meja dapur tak jauh dari tempat mereka makan.



Leeteuk menoleh ke arah yang ditunjuk Hyung-nya, "Untuk apa? Tidak ada daging di masakanku, hyungie.." tanyanya heran.



"Tentu saja untuk membunuhmu!" jawab Jungsoo datar dan terdengar serius. Seketika tawa Leeteuk terpecah. Ia lupa jika Hyung-nya yang aneh itu mempunyai selera humor juga.


Mereka pun mulai menikmati makan malam itu tanpa membahas bagaimana rasanya masakan itu.



"Sudah sebulan di sini, apa kau tidak merindukan umma dan appa, Hyungie?"



"Ania," jawab namja yang telah mengganti warna rambutnya menjadi hitam kecoklatan itu. Leeteuk menarik ujung bibirnya, ia tahu Hyungnya berbohong.



"Tapi ternyata tinggal di bumi tidak seburuk yang aku pikirkan, Hyungie. Mereka sangat baik, bersahabat dan juga gila. Hahaha.... apalagi Chullie. Oh! anak ikan yang bernama Donghae juga akan beraksi kalau berdekatan dengan anak teri Eunhyuk. Terus ada Kyu si evil, Yesung si Appa Ddangko brother yang hobi dance ubur-ubur. Ehmm...siapa lagi ya? Ahh, Kangin yang bertubuh gempal itu juga tidak kalah heboh," cerocos namja berambut hitam itu dengan semangat. 

"Manusia tidak bisa ditebak. Terkadang apa yang terlihat bukanlah yang sebenarnya, begitu pun sebaliknya. Mereka semua palsu sebelum topengnya dilepas. Kangin... aku tidak suka padanya," jelas Jungsoo yang mulai menikmati makan malam itu.



"Waeyo?" tanya Leeteuk heran. Jungsoo tidak menjawabnya.



Well, sepertinya semenjak mereka tinggal di bumi, keadaan mereka mulai membaik. Tidak ada lagi pertengkaran karena namja usil berambut hitam itu mendadak sembuh dari 'penyakitnya'. Leeteuk yang selalu membuat Hyungnya naik pitam karena kejahilannya yang terkadang melampaui batas, kini berubah sejak mereka tinggal di bumi.



Kegiatan baru mereka sebagai manusia membuat Leeteuk melupakan masa- masa yang menyenangkan baginya. Saat menjadi malaikat dulu, ia selalu mengekor dengan hyungnya karena mereka tidak mempunyai teman sebaya di sana. Jungsoo sendiri tidak mempermasalahkannya, tentu saja karena mereka kembar dan saling terikat tanpa batasan.


TBC..!!!
Thanks to read and everything that u give me #bow
Ada berkenan absen?? :D

1 komentar:

Unknown mengatakan...

lamjutkan
suka sama ceritanta
bagus dan gaya bahasanya juga bagus
lanjut ya
jebal

Posting Komentar

This is My World © 2008 Template by:
SkinCorner