Kamis, 14 Maret 2013

FF YunJae// YAOI// Drag and Drift King (2 DK)// 2


 Title :: Drag and Drift King / (2 DK)
Genre :: Action, lil romance.
Cast :: YunJae & Others
Rating :: A (Aman) :D
Length :: Two shoot
Author :: Dadonk Elf  (Me)
Warning :: EYD pas (Ejaan Yang Diinginkan), typos, Boy x Boy, bad, freak, enggak banget, dll.
Desclaimer :: YunJae is not mine but this FF IS MINE!!
Notes :: HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH TUHAN YME.
=====================================


Jaejoong berdiri terpaku di tempat ketika melihat beberapa foto yang terpajang di mading Dong Bang University. Darahnya berdesir. Wajahnya memerah menahan marah. Tangannya terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Kedua matanya mengkilat tajam. Foto ini. Foto saat ia berciuman di malam itu. Meskipun hanya wajah Jaejoong yang terlihat. Tapi, tetap saja ini berbahaya.

Siapa yang melakukannya? Bagaimana bisa ada di sini? Terpajang tanpa sepengatahuan dan izinnya. Siapa pelakunya?

Jaejoong memejamkan matanya, mencoba mengumpulkan semua memorinya. Mencari tahu siapa kiranya orang-orang yang menjadi musuhnya. Beberapa kilatan orang-orang yang mungkin menbencinya berkelebat tak beraturan. Sampai akhirnya bayangan tentang Ketua, kelompok musuh, dan peraturan itu tercetak jelas di benaknya.

Namja cantik itu terbelalak. Nafasnya tercekat begitu ia ingat tentang peraturan dan hubungannya dengan namja bermata musang, Yunho. Kebohongan dan aktingnya sudah terbongkar. Ini sudah dimulai.

Dengan tidak peduli, ia berlari mengabaikan mahasiswa lain yang menatapnya sembari berdesas-desus tentang foto dirinya. Secepat mungkin ia berlari ke ruang redaksi yang mengurus mading. Tidak mungkin ketua dari kelompoknya, Xiah atau Junsu yang turun tangan mengatasi bawahannya. Pasti ada seseorang yang menjadi perantaranya.

BRAKKK!

Jaejoong membuka kasar pintu kaca ruang direksi, membuat suara gaduh karena handle pintu yang terbentur tembok. Puluhan pasang mata menatap Jaejoong heran. Namja cantik yang tengah menahan amarahnya itu melangkah menuju seorang namja berwajah kekanakkan. Seseorang yang ia kenal dan akrab di kampusnya.

"Siapa yang bertugas mading hari ini?" tanya Jaejoong berdiri di depan meja dan membuat pemiliknya menghentikan kegiatan menulisnya.

"Oh, Jae Hyung! Wae?" tanya namja bertubuh tinggi itu. Jaejoong mengulang pertanyaannya.
"Apa ada masalah, Hyung? Ahh, k-kau sudah melihatnya? Apa kau marah, Hyung?"

Jaejoong semakin geram karena pertanyaan tidak dijawab. "Cepat katakan saja, Changmin~ya!" desisnya.

"A-aku tidak tahu siapa yang memasang itu, Hyung." Changmin menatap Jaejoong takut. "Tanyakan saja pada Minwoo sunbae, Hyung."

Jaejoong segera beranjak menuju ruangan yang terpisah milik ketua redaksi. Pintu terbuka kasar. Tanpa ragu, Jaejoong kembali melempar pertanyaan yang sama.

 "Siapa yang menempel foto-foto itu?" tanya Jaejoong membuat namja tampan dengan wajah dinginnya, Minwoo mendongak dan menatap Jaejoong tidak peduli.

"Entahlah," jawab Minwoo singkat, lalu ia kembali mengamati kertas-kertas laporan. Mengacuhkan tamunya.

BUAGHHH!

Jaejoong yang geram mendengar jawaban itu, langsung menarik kerah kemejanya dan memukul wajah sang ketua organisasi. Minwoo jatuh terduduk. Ia mengusap pipinya yang panas. Desisan kesal bercampur marah keluar dari bibirnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN, HAH??!!" bentaknya marah.

"Katakan siapa yang memajang foto-foto itu. Aku tidak akan mempermasalahkannya. Kalau kau mau, kau boleh menempelkannya di setiap sudut kampus ini. Tapi, aku hanya perlu tahu siapa yang menempelkan foto-foto itu," ucap Jaejoong dingin.

Ia yakin, Minwoo tahu orangnya. Jaejoong tak habis pikir, kenapa di saat terdesak seperti ini, orang-orang tidak ada yang mau memberikan jawaban. Tunggu! Apa mereka diancam?

"Sudah kukatakan aku tidak tahu!"

"Ck, kau merepotkan, Hyung." Jaejoong yang bergumam marah, lalu pergi dari tempat itu. "Kalau memang tak ada yang seorangpun yang mau mengatakannya, akan kupakai caraku sendiri agar kalian mengakuinya," batinnya.

♥•*¨*•.¸¸ 2 DK ¸¸.•*¨*•♥

Siang hari di kampus Dong Bang yang biasanya terlihat para mahasiswa berlalu-lalang, kini mendadak sepi. Namun jika diperhatikan, kerumunan mahasiswa yang heboh di halaman parkir di depan kantor direksi itu lebih menarik perhatian.

Suasana ricuh sekaligus menegangkan membuat banyak mahasiswa terpaku di tempat dan harap-harap cemas melihat obyek di tengah kerumunan. Beberapa dari mereka berlarian menjauh dari tempat itu. Tapi, tidak sedikit pula yang berdatangan.

"KIM JAEJOONG SUDAH GILA! DIA AKAN MEMBUNUH ORANG!" teriak seorang mahasiswa tak jauh dari kerumunan.

"MWO?! MANAAAA?" Merekapun berlarian ke TKP karena penasaran.

Di tengah kerumunan terlihat mobil Nissan Skyline putih yang menderum. Jaejoong yang ada di dalam sana. Ia tengah memasang sabuk pengaman sembari memanaskan mesin. Wajahnya dingin. Tatapan mata yang tajam dan menyiratkan kekesalan tertuju pada gedung di depannya. Ya, gedung itu adalah kantor direksi.


> Nissan Skyline <

BRRRUMMMM.. BRRRUMMMM..

Jaejoong menginjak gas. Handbrake ditarik. Roda belakang mobil itu berputar sangat cepat. Membuat badan mobil meliuk ditempat. Gesekan antara ban mobil dan aspal menghasilkan asap. Bukan asap biasa, namun asap berwarna merah. Tentu saja ini juga bagian dari modifikasi. Debu bertebaran. Bekas ban tercetak jelas di permukaan aspal. Kerumunan mahasiswa panik sekaligus penasaran. Mereka harap-harap cemas.

TOOOOOOTTTTTTT!!!!!

Klakson panjang yang memekak telinga dibunyikan. Seakan memberi tanda untuk tidak mendekat. Semua anggota direksi kelabakan. Panik. Tegang. Lutut mereka mendadak lemas. Minwoo sebagai ketua direksi yang satu-satunya tersadar langsung mengambil langkah. Mendorong beberapa mahasiswa yang terbengong di depan pintu kac.

"MINGGIIRR!! JANGAN DI DEPAN PINTU!!" usir namja tampan itu.

BRRRMMMM... BRRRMMMM...

Jaejoong memainkan gas sembari menatap mahasiswa di dalam kantor  yang mulai berlarian bingung. Namja cantik itu mengalihkan pandangan ke arah 2 anak tangga yang ada beberapa meter di depannya. Senyum tipis bertengger di ujung bibir merahnya.

BRRRRMMMM...

Suara mesin mengaum. Kopling diinjak disusul rem tangan dilepas. Ban mobil berdecit. Klakson kembali dibunyikan.

Mahasiswa yang ada di dalam kantor direksi itu terbengong. Sedetik kemudian mereka kembali berhamburan, adu kepala, saling bertubrukan menyelamatkan diri. Beberapa terjatuh di lantai. Mereka berdesak-desakkan ingin keluar, namun tidak mudah mengingat semua orang dengan tujuan yang sama juga berhambur ke pintu. Alhasil mereka hanya bisa adu dorong.

BRRRUUMMMMM..

 "MINGGIR! JANGAN MENDEKAT! AWAS!"

"ADUH! JANGAN INJAK KAKIKU!"

"GESER! AKU JUGA MAU LIHAT!"

"SIAPA YANG COLEK-COLEK, HAH?!!"

Bermacam-macam teriakan membahana dan semakin meramaikan suasana. Mereka berebut tempat. Mereka yang berdiri di belakang berusaha maju untuk melihat apa yang terjadi, sedangkan yang di depan kerumunan justru bergerak mundur.

Mobil melesat cepat. Jaejoong menatap 2 anak tangga dan koridor selebar 3,5 meter. Cukup untuk mobilnya menyamping.

Jaejoong menambah kecepatan. Mobil dengan suspensi maksimal yang membuat body mobil bagian bawah hampir menyentuh aspal itu tidak akan bisa melewati 2 anak tinggi tersebut. Tapi, jangan sebut DK kalau Jaejoong tidak punya ide. Tentu saja semua sudah dipersiapkan namja cantik yang hebat itu.

1 meter sebelum anak tangga, Jaejoong menekan tombol hidrolik, cairan seperti oli yang bekerja seperti pengungkit pada suspensi. Membuat body Skyline  itu terangkat beberapa centimeter ke atas.

BRRAKK!! BRRAKK!!

Dengan lancar mobil menaiki anak tangga itu. Secepat kilat Jaejoong membanting setir. Gas dan rem dimainkan bersamaan. Mobil meluncur menyamping, memenuhi ruang koridor dan hanya menyisakan beberapa centimeter ruang kosong di tepi tembok koridor. Mahasiswa yang ada di dalam kantor redaksi shock bukan main saat melihat mobil itu semakin dekat dengan pintu kaca selebar koridor yang ada di hadapan mereka.

"AKU!! AKU YANG MENEMPEL FOTOMU, HYUNG!!" pekik Changmin setelah nekat keluar. Matanya terpejam pasrah.

CIIITTTTTTTT...!!!!

Jaejoong menginjak rem. Mobil berhenti seketika. Changmin membuka matanya takut-takut. Ia menatap ke bawah. Hanya berjarak 5 centi antara kedua lututnya dengan body mobil. Ia menghela napas lega dan langsung jatuh terduduk.

Jaejoong keluar dari mobil, menghampiri Changmin yang masih shock. Ia tidak percaya kalau Changmin pelakunya.

"Benar kau pelakunya, Changmin~ah? Katakan yang sejujurnya," ucap Jaejoong pelan namun tegas.

"A-aku tidak tahu, Hyung. Berhentilah, Hyung! Kau menakutkan," rengek Changmin takut. Tangannya memegang kaki Jaejoong.

"SHIT!" rutuk Jaejoong kesal. Ia memutar bola matanya yang hitam. Ternyata Changmin bicara begitu hanya untuk menghentikan aksinya.

Jaejoong mengedarkan pandangannya ke anak-anak lain yang masih pucat pasi di dalam ruangan itu. Ia melirik ke arah sang ketua, Minwoo yang tetap terlihat dingin.

"Ck.. Bangunlah! Dari awal aku memang tidak berniat menghancurkan kantor jelek ini," suruh Jaejoong pada Changmin yang langsung dituruti olehnya. "Bagaimana pertunjukkanku hari ini, Ketua?" tanya Jaejoong sembari mengedipkan satu matanya pada Minwoo yang tak berekspresi apapun kecuali senyum tipis yang dipaksa.

Namja cantik itu bergegas masuk ke dalam mobil yang mesinnya masih hidup. Suara deruman kembali terdengar. Jaejoong menarik tuas handbrake. Gas diinjak dalam. Mobil bergerak di tempat. Setir diputar ke kanan, membuat mobil bergerak miring 45°. Meskipun celah sempit, mobil itu dapat melaju pelan dengan posisi tetap menyamping.

Setelah hampir menuruni anak tangga, Jaejoong memutar kendali menjadi lurus. Tanpa halangan, mobil itu dapat menuruni anak tangga. Kerumunan mahasiswa kompak bergerak mundur. Jaejoong melakukan atraksi sekali lagi.

Setelah mengembali hidrolik ke posisi awal, Jaejoong berputar 360° ditempat. Ban mobil berdecit. Bekas ban yang hitam pekat berbentuk bulat sempurna menghiasi aspal. Asap merah kembali muncul dari roda belakang yang langsung mengudara. Riuh dari kerumunan mahasiswa yang terganggu dengan asap itu mulai terdengar. Namun, tak sedikit pula yang bersorak ria melihat kehebatan Jaejoong.

TOOOOOOTTTTT..!!!!

Klakson dibunyikan. Kerumunan mahasiswa menyingkir memberi jalan. Dengan senyum tipis di bibir Jaejoong, ia mengemudikan mobilnya pergi dari tempat itu. Kabur sebelum ia ditangkap oleh rektor. Amarah yang tadi hinggap di dadanya sekarang telah menghilang. Berbagai ekspresi para mahasiswa yang menggelikan tadi, cukup menghibur dirinya. Sekali-kali tidak apa-apa mengerjai mereka. Bukan begitu? :D

♥•*¨*•.¸¸ 2 DK ¸¸.•*¨*•♥

Jaejoong berjalan santai memasuki pintu Zion Café setelah memakirkan Skyline-nya. Café dengan konsep full laba-laba itu tampak sepi dari luar.

Jaejoong berjalan di antara lorong-lorong berinterior seperti goa. Ia mengamati tiap ruang yang diterangi oleh lampu-lampu berbentuk unik yang terpasang di tiap sudut ruangan itu. Sesekali ia menunduk menghindari stalakmit-stalakmit dari kyristal yang berkilau terkena cahaya lilin labu halloween yang tertata di sepanjang lorong itu. Pada tembok-temboknya terdapat ornamen berbentuk jejak-jejak cicak, sarang laba-laba, sampai tengkorak yang glow in the dark. Café ini sangat unik dan menakjubkan.

Jaejoong mengedarkan pandangannya ke arah kerumunan yeoja sexy yang bergoyang erotis di dancefloor. Bibir merahnya mengulas senyum manis. Tidak ada niat baginya untuk mencicipi tubuh-tubuh yang indah itu. Oh, tentu saja karena ia sudah mempunyai seseorang yang tubuhnya jauh lebih erotis.

Seorang waitress berpakaian hitam dan sexy di depan namun terbuka di belakang itu melambaikan tangan, memberi tanda untuk namja cantik tersebut. Punggung waitress itu terlihat karena hanya berupa rajutan tali-tali tak beraturan. Pipi kirinya terlihat sebuah tatto laba-laba yang berkilau. Kalung diamond little spider di lehernya menambah kesan elit dan sexy. Jaejoong berjalan menghampirinya dengan sekali-kali tersenyum guna menolak ajakan yeoja-yeoja genit yang bergelayut manja di lengannya.

"KING!" teriak seseorang memanggil Jaejoong. Namja imut di seberang sana melambaikan tangan dengan segelas wine di hadapannya.

Jaejoong pura-pura tersenyum dan segera menghampiri namja imut itu. Jujur saja, sebenarnya saat ini Jaejoong tengah takut, cemas, dan waspada jika ingat tentang insiden fotonya tadi. Sekarang seseorang yang ia curigai justru memintanya untuk bertatap muka.

"Apa kabarmu, Ketua? Lama tidak melihatmu," sapa Jaejoong berbasa-basi, kemudian ia memesan segelas wine.

"Hhaha.. Kau tidak berubah. Masih memanggilku Ketua."

"Yeah, dan kau juga masih memanggilku King," balas Jaejoong membuat sang Ketua tertawa.

"Kau tahu, besok lusa Spint akan dilaksanakan? Kali ini tidak seperti biasanya, Hyung."

"Seperti apa itu? Lalu, apa kau juga ikut bermain, Junsu~ah?" Jaejoong untuk sesaat melupakan rasa curiganya. Melihat pembawaan Junsu yang ceria seperti biasa, Jaejoong berpikir positif bahwa ia belum mengetahui hubungan spesialnya dengan King di kubu musuh bebuyutannya.

"Ya, kali ini aku ikut. Tapi tetap kau yang berperan penting, Hyung. Hmm.. bisa dibilang kau selaku seorang King dan orang kepercayaanku, maka seperti biasanya kaulah tokoh utamanya karena yang paling bisa memainkan setiap misi," jelas Junsu santai. "Yah, meskipun kau selalu gagal jika berhadapan dengan King satunya di daerah kekuasaannya," lanjut Junsu terkekeh. Kedua matanya hanya terlihat segaris. Jaejoong ikut tertawa.

Mereka terdiam dan justru saling menyibukkan diri dengan aktivitas masing- masing. Sunyi menyelimuti keduanya. Hanya suara musik yang menyentak jiwa yang terdengar begitu berisik di telinga. Jaejoong menggoyang-goyangkan gelas wine-nya. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Satu pertanyaan yang sudah lama ia ingin sampaikan kepada namja imut itu, kini menari-menari di kepalanya.

"Su-ie, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Jaejoong tanpa mengalihkan pandangan dari gelas wine-nya.

"Uhmm."

"Aku akan bertanya sebagai teman baikmu, dan bukan sebagai seorang yang kau percayai, seorang King, atau apapun itu. Jadì, kuharap kau bisa bercerita dengan leluasa. Oke!" Jaejoong tersenyum tulus dan manatap lembut ke bola mata hitam Junsu.

Junsu menaikkan sebelah alisnya. "Oke," jawabnya antusias dengan tersenyum manis.

Jaejoong ikut tersenyum. "Jujur, sampai sekarang aku masih tidak mengerti kenapa kau selalu mempercayaiku dalam misi dan juga kenapa kau tidak pernah mengambil peran penting dalam setiap permainan? Bukan karena aku tidak mau menjadi orang kepercayaanmu, Su-ie. Tapi, aku yakin kau lebih hebat daripada skill milikku. Bukankah kau Ketua?" tanya Jaejoong membuat Junsu tersentak. Raut wajahnya berubah.

Namja imut itu tidak langsung menjawab pertanyaan Jaejoong. Ia meraih gelas wine-nya, lalu menegak perlahan hingga menyisakan sedikit di dasar gelasnya. Ia mendesah panjang. "Phhffff.. Baiklah, akan kujawab pertanyaan terakhirmu dulu, Hyung." Junsu terdiam beberapa detik. "Aku menjadi Ketua hanya karena pendiri kelompok kita, Hyung. Jadi, bukan karena aku hebat. Ara?!" Junsu memukul lengan Jaejoong pelan. "Lalu, pertanyaan pertama. Aku mempercayaimu dalam setiap misi karena tentu saja hanya kau hebat, Hyung. No other like you. Aku iri dengan kemampuanmu memainkan setiap onggok besi berjalan itu, Hyung."

"Apa kau tidak takut kalau aku berkhianat, Junsu~ya?"tanya Jaejoong setelah teringat tentang pelanggaran yang ia lakukan.

"A-Apa?! Tentu saja itu tidak mungkin, Hyung. Ya, tidak mungkin kau melakukan itu. Aku yakin!" jawab Junsu yang kaget dengan penuh keyakinan.

Jaejong bergumam, "Uhm, kau benar. Aku terlalu penakut menjadi seorang pengkhianat." Lalu ia tertawa hambar. "Oh ya, Su-ie. Tentang pertandingan yang berbeda itu, otte? Kau belum menjelaskan semuanya."

"Ahh, aku jadi lupa tentang pokok pembicaraan kita, Hyung. Begini, pertandingan lusa diikuti dari 5 kelompok. Masing-masing kelompok mengirim 2 peserta dan Ketuanya memakai mobil yang sama yang telah disediakan. Kau tahu mobil apa yang akan dipakai oleh para Ketua, Hyung?" tanya Junsu yang jawab dengan gelengan kecil dari Jaejoong. "Nissan 350Z."

Jaejoong terbelalak. Mobil itu adalah mobil yang banyak diincar para pembalap. Kecepatannya 357,3 km/jam. Handlingnya juga sempurna. Cocok di semua lintasan. Kemampuannya di atas Skyline miliknya. "Oh Shit! Kau tidak bercanda, 'kan Su-ie?"

"Astaga... Liurmu hampir menetes, Hyung. Tenang saja, mobil itu akan menjadi milikmu. Kau hanya perlu mengalahkan keempat Ketua lainnya. Tapi, itu tidak mudah karena peserta selain Ketua bertugas sebagai pengganggu."

"Tunggu! Kau bilang aku bisa mendapatkan 350Z itu asalkan bisa mengalahkan keempat lainnya. Apa maksudmu aku berpura-pura menggantikanmu sebagai Ketua, begitu?" tanya Jaejoong tak paham.

"Ya. Lagipula siapa yang tahu kalau kau bukan Ketua yang asli? Selama ini orang-orang hanya tahu namaku, tapi mereka tidak tahu wajahku. Lagipula bukan hanya mobil taruhannya."

"Lalu?"

"Tentu saja uang yang berkali-kali lipat dari biasanya, Hyung. Aaa, jangan lupa bonusnya." Junsu tersenyum nakal. "Ke-te-na-ran," lanjutnya membuat namja cantik berambut dark brown itu tersenyum senang membayangkan itu semua.

“Tunggu dulu! Ketua siapa saja yang ikut?”

“Hmm, yang pasti bukan saingan terberatmu, Yunho.” Jaejoong tersenyum diam-diam.

Malam semakin larut. Café sekaligus diskotik itu tidak menunjukkan tanda-tanda sepi karena lelah menghibur para pengunjung. Justru semakin ramai dipenuhi anak-anak adam yang asyik membuat dosanya masing-masing. Hentakan musik yang memenuhi bangunan berornamen goa itu seperti hipnotis ampuh. Lihat saja mereka meliuk-liukkan tubuhnya di dancefloor bahkan di tiang-tiang yang hanya mengenakan bikini! -____-

Junsu dan Jaejoong yang sedikit mabuk masih sibuk dengan obrolannya. Mereka berniat pulang esok hari. Yah, ini rutinitas yang sudah biasa. Siang jadi malam, dan malam jadi siang.

♥•*¨*•.¸¸ 2 DK ¸¸.•*¨*•♥

Pagi hari di jalan raya menuju Seoul, terlihat mobil berwarna pink mencolok. Mobil keluaran Pontiac bertipe GTO itu melaju dengan kecepatan sedang. Yunho, pemilik mobil itu tidak berniat memaju mobilnya lebih cepat. Di telinganya terpasang headphone yang terhubung dengan ponselnya.


> Pontiac GTO <


"Kenapa? Kenapa aku harus menggantikan posisimu sebagai Ketua hanya untuk mengikuti Sprint besok?"

'Oh, ayolah, Jung... Aku ada urusan mendesak besok. Sedangkan jika aku tidak ikut pertandingan besok, mereka akan mengambil paksa semua mobil yang ada di garasi kita. Ingat, Jung! Di sana juga ada mobil-mobilmu,' jawab seseorang di seberang sana.

Yunho membelalakkan matanya. Tidak. Ia tidak rela jika ketiga mobilnya yang ada di garasi kelompoknya itu dirampok begitu saja. "Ck, baiklah. Tapi, aku minta bonus." Yunho tersenyum licik. Hah, suruh siapa namja sebagai Ketuanya itu mengganggu acaranya. Padahal ia benar-benar senang karena tidak ada pertandingan besok, jadi ia dan Boojae-nya bisa liburan. Tapi, rencananya justru gagal.

'Aishhh! Kau memang licik, Yun. Bukannya mereka, tapi justru kau yang merampokku sekarang.'

Yunho terkekeh senang. "Otte?"

'Oke! Oke! Nissan 350Z-ku ini akan menjadi milikmu. Lalu jika kau menang, kau akan mendapatkannya lagi. Tidak hanya itu, hadiahnya akan berlipat ganda dari biasanya dan tanpa taruhan.'

"Jincha?! Tapi, siapa saja yang ikut?" tanya Yunho mulai tergiur.

'Ada 5 ketua. Nickhun, HyunJoong, Siwon, Minho dan aku yang berarti menjadi kau. Masing-masing ketua membawa 2 rekannya. Tapi kau hanya perlu fokus untuk mengalahkan keempat Ketua lainnya. 2 temanmu nanti, biar aku yang mengurusnya.'

"Oke, deal!" pekik Yunho senang. Tidak ada Xiah kali ini, jadi ia tidak perlu beradu kecepatan dengan namjachingu-nya.

'Temui aku besok jam 1 pagi di gunung Bukhasan dan di tempatnya seperti biasa. Kau akan menyusuri gunung, jadi persiapkan semuanya, Yun.'

"Aku tahu, Chun."

'Aaa, satu lagi. Kau tidak perlu mencemaskan mobil yang akan kau gunakan karena itu sudah dipersiapkan. Lalu, rahasiakan juga hal ini, Jung!'

“Hm.” Yunho mengangguk paham. Yunho mengakhiri obrolannya.

Baru kali ada pertandingan yang sangat menguntungkan pesertanya. Yunho terus memasang senyum, membayangkan mobil barunya. Mobil dengan kecepatan 357,3 km/jam itu yang sudah lama incar, tapi karena lawannya tidak pernah ada yang memakai 350Z, jadi ia tidak pernah mendapatkannya. Siapa sangka sekarang ia justru mendapatkannya secara gratis. ^^~


> Nissan 350Z <

Kali ini ia tidak terlalu memikirkan pertandingan besok. Toh, menang atau kalah ia sudah mendapatkan hadiahnya. Lagipula, ia juga tidak yakin bisa menang mengingat rutenya di gunung, rute yang menjadi daerah kekuasaan Jaejoong.

Yunho membuang muka ke luar jendela yang sengaja ia buka. Speechless sesaat. Lalu, mata musangnya melebar melihat beberapa yeoja yang ada di dalam mobil di sebelahnya tengah menatapnya aneh. Yunho tersadar akan sesuatu. Mobilnya! Oh, wait! Sejak kapan para yeoja itu memperhatikannya? Yunho melihat ke arah lain dan menemukan pengendara lain yang juga tengah memperhatikannya dengan tatapan aneh. Buru-buru ia menutup jendela mobilnya dan tancap gas dari tempat itu. Namja tampan itu mengumpat kesal. Ia memukul-mukul pinggiran setir.

"Aaaarrgh...! Pamorku turun dratis pagi ini. Isshh...! Mobil ini memang membawa sial. Hah, untuk apa aku dulu tidak mengalah saja? Babo!" dumel Yunho mengingat saat ia mendapatkan mobil pink itu. Mobil itu ia dapatkan beberapa bulan yang lalu ketika mengalahkan seorang yeoja. Baru sekali pakai, tapi sudah menerima kesialan. Yunho bersumpah setelah ini ia akan menjualnya di e-bay.

Yunho menatap kaca spion. “Skyline itu…” Ia merasa aneh dengan mobil sedan hitam di belakangnya. Sepertinya mobil itu berada di belakang sejak tadi.


> Nissan Skyline <


Tak berapa lama, mobil hitam itu menyalakan lampu dan klakson. Yunho menyingkir bermaksud memberi jalan. Mobil hitam itu bergerak melewati GTO pink milik Yunho. Ia melirik kaca spion lagi. Terlihat mobil hitam di belakangnya dengan tipe yang sama seperti mobil di sampingnya. Yunho kembali menoleh ke depan.

CKIIIITTTT!!

Yunho menginjak rem mendadak melihat Skyline yang tadi melewatinya, tiba-tiba sudah ada di depannya dan memperlambat mobilnya. “SHIT!!” gerutu namja tampan itu sembari menyalakan klakson marah. Hampir saja kepalanya terkantuk setir. Mobil hitam itu kembali menjauh. Yunho melirik bumper belakang mobil hitam itu. Ia membelalakkam matanya setelah menyadari sesuatu. Tidak ada plat nomor di mobil itu. Buru-buru ia mengecek mobil di belakangnya. Sama. Kedua mobil itu tidak bernomor. Bagaimana bisa?

Yunho memutar kendalinya ke kanan dan menginjak gas lebih dalam untuk melewati Skyline di depannya. Namun ketika ia berdampingan, Skyline di kirinya itu justru memepetnya. Dengan cekatan sekaligus reflek yang bagus, Yunho membanting setir ke kanan dan melesat menjauh. Kedua Skyline di belakangnya mengejarnya.

Kejar-kejaran tak terhindarkan. Yunho melihat papan penunjuk arah bertuliskan tol dengan panah ke kiri. Ah, ia harus ke sana. Ia tidak mungkin melaju dengan keadaan seperti itu di jalan raya umum. Terlalu beresiko. Yunho semakin memacu kecepatannya dan memutar kendali sekaligus menarik sedikit tuas rem tangan. Ban mobil belakang berdecit dan melintir ke kiri dengan sempurna tanpa mengurangi kecepatan. Yunho memacu GTO-nya dan sesekali menghindari pengendara lainnya. Ia masih diikuti 2 mobil hitam itu.

Pagi itu di jalan tol, ketiga mobil tadi saling unjuk kebolehan. Yunho yang sangat ahli di lintasan lurus tampak tidak kesulitan menghindari dua mobil hitam itu. Namun di sisi lain, mobil Nissan Skyline itu lebih cepat dibandingkan GTO milik Yunho.

TTOOOOOOOTT...!!!!

Yunho membunyikan klakson panjang dengan kesal ketika hendak menyalip mobil-mobil lain. Ia terus bertanya-tanya siapa mereka dan apa tujuannya. Salah satu Skyline berhasil berada di sisi kanannya.

Syuuutt..

Yunho banting setir ke lajur cepat. Skyline di sampingnya ikut mensejajari. Klakson kembali dibunyikan Yunho diiringi bertambahnya kecepatan mobilnya yang menunjukkan angka 280 km/jam. Yunho terus melaju di lajur kiri karena mobil di sisi kanannya tak kunjung pindah, sedangkan Skyline di belakangnya terus membuntutinya.

BRAKKK!!

Namja tampan yang tengah tegang itu memegang erat pinggiran setir karena tubuhnya sedikit terpental ke depan. Mobil di belakangnya berhasil menabrak bumper belakang GTO-nya. Yunho semakin geram. Gas diinjak hendak melewati Skyline hitam di depannya.

Yunho memepet dan menabrakkan GTO-nya ke body Skyline yang kini di sampingnya. Mobil itu menghindar, namun sesaat kemudian justru balik menyerang Yunho. Adu ketangkasan kembali terjadi. Tiba-tiba Yunho melebarkan mata sipitnya melihat benda besar 500 meter di depannya. Jantungnya berdetak sesaat, lalu kembali berdetak lebih cepat. Nyawanya seakan melayang keluar, namun ia segera tersadar.

TOOOOOOOTTTT..!!
TOOOOOOOTTTT..!!
TOOOOOOOTTTT..!!

Yunho panik melihat truk besar pengangkut buah di depannya. Ia membunyikan klakson berulang-ulang. Namun, truk itu hanya menyingkir sedikit ke kanan dan menyisakan ruang kosong kurang dari 2 meter. Tidak cukup untuk di lewati mobil. "DAMN! DAMN! DAMN!" teriak Yunho marah sekaligus takut. Ia memang sudah terbiasa 'bekerja' dengan taruhan nyawa. Tapi, demi Tuhan ini berbeda. Jika ia di arena, resiko kecelakaan memang selalu ada, tapi tidak ada dari peserta lain yang ingin membunuhnya. Tapi, sekarang? Tidak. Ia tidak siap jika harus mati sekarang.

Yunho kembali memepet Skyline di kanannya. Berharap bisa lolos. Mobil itu menyingkir, lalu kembali ke posisi awal. Yunho banting setir sembari mengumpat. Ia melirik kaca spion. Skyline yang hanya berjarak kurang dari 1 meter di belakangnya tetap mengikuti Yunho.

Yunho menegang. Jarak dengan truk besar itu semakin dekat. Ia dihadapkan dengan dua pilihan. Menabrak atau ditabrak. Itu sama saja dengan bunuh diri atau dibunuh. If it’s you, what’s your choice?

Yunho memutar otak. Pasti ada pilihan ketiga. Benar saja, tidak berselang berapa lama ia menemukan cara ketiga. Tanpa mengalihkan pandangannya, ia merogoh sesuatu dari dalam dashboard. Setelah mendapatkan benda yang dicarinya, ia buru-buru membuka kaca jendela.

PRAAANGG!!

Yunho memukul kaca spion sebelah kiri berkali-kali dengan obeng besar hingga hancur dan dengan sekali dorongan spion itu lepas. Dengan begini, ia bisa mengurangi lebar mobilnya. Sekarang ia hanya perlu melewati truk itu. Dengan kecepatan tinggi, Yunho membanting setir. Mengambil ruang kosong di sisi kiri truk itu. Ia berkonsentrasi mengambil posisi lurus dengan celah itu.

BRRRRMMMM..

TOOOOOOOOTTT..!!!

Yunho membunyikan klakson panjang sembari menginjak gas dalam-dalam. Ia telah berhasil melewati hampir setengah jalan. Kaca spion kiri dan body GTO-nya nyaris menyenggol truk dan besi pembatas jalan. Seinci saja setir bergerak, maka sudah bisa dipasti nyawa namja tampan itu tinggal di ujung rambut.

Di sisi lain, pengendara Skyline hitam yang tadi di sisi kanan Yunho tak ambil diam. Ia kembali membuntuti mangsanya dengan menyalip dari arah kanan truk yang diikuti Skyline satunya. Namun, jangan sebut namja tampan itu sebagai DK jika ia tidak bisa mengalahkan lawannya, sekalipun GTO-nya hanya berkecepatan maksimal 352 km/jam. Yunho membunyikan klakson panjang berkali-kali, membuat sang sopir truk yang kaget langsung banting setir ke kanan. Setelah itu Yunho menekan tombol NOS dan GTO pink itu pun melesat sangat cepat meninggalkan kedua penguntit di belakangnya.

BRAAAKK!! PRAAANGG!!

Yunho menoleh ke kaca spion dalam. Terlihat badan truk yang memenuhi jalan dengan buah-buahan yang sudah hancur di jalan. Sedangkan salah satu Skyline yang tadi di lajur kanan sudah menabrak pembatas jalan. Bumber depan dan kacanya sudah tak berbentuk, namun pengemudinya masih selamat yang sekarang sudah keluar dari mobilnya dan tengah kesal karena buronannya kabur.

Yunho mengerutkan dahinya mencoba mengingat wajah pengemudi yang tak asing baginya. Namja yang tingginya melebihi Yunho itu kalau tidak salah temannya Jaejoong. "Changmin?" gumam Yunho bertanya pada dirinya sendiri.

♥•*¨*•.¸¸ 2 DK ¸¸.•*¨*•♥

Setelah pintu garasi, bengkel sekaligus rumah itu terbuka, Yunho langsung memeluk erat tubuh Jaejoong. Mencoba menyalurkan perasaan yang tertinggal setelah apa yang terjadi di jalan tadi. Mata Jaejoong yang sayu karena masih mengantuk, kini membulat lebar. Tidak biasanya Yunho tiba-tiba memeluknya tanpa kata. Namja cantik itu mengalungkan kedua tangannya di pinggang kekar milik Yunho kemudian mengelus pelan.

"Waeyo?" tanya Jaejoong setelah mereka melepaskan diri, lalu menatap ke dalam manik hitam Yunho untuk mencari jawabannya. Namun, ia tidak berhasil.

Yunho tersenyum nakal. "Aniyo. Hanya mengambil sarapanku." Kemudian ia berjalan memasuki ruangan yang cukup luas dengan dinding yang dipenuhi berbagai graffiti. Ia melewati sela-sela di antara mobil Jaejoong.

"Phhff.. Kau pikir aku Kimchi?!" rengut Jaejoong sembari mengikuti namja tampan itu ke lantai 2. Tempat di mana Jaejoong tidur dan melakukan aktivitas lainnya. Sedangkan lantai 1, ia gunakan untuk garasi sekaligus bengkel yang sekarang terjejer rapi 4 mobil miliknya.
 “Apa kau ada acara malam ini, Bear?” Tanya namja cantik berkulit susu itu.Yunho terkesiap. Dini hari ini ia akan mengikuti pertandingan itu. Tapi, ia tidak boleh mengatakannya. Bisa-bisa Boojae-nya itu merengek minta ikut, lalu mengalahkannya dan mengambil hadiahnya. Oh, tidak. Untuk kali ini saja, biarkan ia menang dan mendapatkan hadiahnya itu. “Ya. Aku ingin menemui seseorang. Lalu, kau?”

“Hmm.. Ya. Aku juga ada acara nanti malam,” jawabnya senang membayangkan dirinya tengah memacu kecepatan di antara keempat Ketua lainnya yang ia yakini kemampuan mereka di bawahnya.

Yunho menghela napas setelah membanting tubuhnya di ranjang. Kedua matanya tertutup lengannya. "Haaahh.. Kau tahu, aku hampir mati hari ini, Boo."

Jaejoong yang bersantai di ranjang gantung yang terbuat dari tali jaring, menoleh cepat. "Tiap hari kita memang selalu dekat dengan maut, aniya?"

"Bukan begitu." Yunho pun menceritakan bagaimana kedua Skyline hitam tanpa plat nomor yang tiba-tiba muncul dan menyerangnya.

"Apa?! Changmin? Salah satu pengemudinya adalah Changmin?" tanya Jaejoong setelah mendengar cerita Yunho. Ia beranjak turun menghampiri Yunho.

"Uurgh.." ringis Yunho kesakitan karena Jaejoong menjatuhkan badannya di atas badan Drag King itu. "Aigoo~ Gajahku ini..."

Jaejoong tersenyum. Kini mereka saling bertatapan. "Changmin tidak bisa menyetir, Big Bear. Dia bahkan sering merengek padaku agar mau mengajarinya. Jadi, apa yang kau bilang itu tidak mungkin. Bisa jadi yang kau lihat itu orang yang mirip dengannya. "

Yunho terdiam sesaat. "Ya, mungkin kau benar," ucapnya tidak yakin. "Eoh, apa ini?" lanjutnya bertanya setelah mengambil sesuatu yang mengganjal di bawah bantal yang ia gunakan. Yunho memperhatikan strap ponsel dengan bandul berbentuk gajah yang memegang kunci.

"Aaa.. Lihat ini, Bear!" Jaejoong mengambil ponselnya dan menunjukkan gantungan yang sama. Hanya saja, gajah miliknya memegang gembok. "Aku tidak sengaja melihatnya di toko aksesoris mobil. Karena lucu jadi aku beli saja. Sini!" Jaejoong merebut strap ponsel yang dipegang Yunho. Kemudian, ia menyatukan dengan miliknya dengan memasukkan kunci pada gajah ke dalam gembok gajah satunya. Kini sepasang strap itu menggantung di ponsel Jaejoong.

Yunho mengamati ukiran 4 huruf yang ada di kunci gajah itu. "AKTF? Apa itu, Boo?"

"Always Keep The Faith." jawab Jaejoong tersenyum. Ia menunjukkan gantungan di ponselnya, Ada tulisan yang sama di gembok gajah itu. "Itu aku sendiri yang mengukirnya. Aku harap kita selalu percaya, Bear." Yunho mengangguk kecil, masih mengamati strap itu.

"Itu untukmu. Terserah mau kau gantung di mana." Jaejoong menunjuk strap gajah yang membawa kunci yang dipegang Yunho.

"Apa?! Aku tidak mau!" Yunho melotot lalu meletakkan begitu saja di sampingnya. "Jelek sekali! Kenapa gajah? Kenapa tidak beruang saja?"

"YAK! Awas saja kau tidak menggantungnya!"

Yunho menaikkan bahunya tanda tidak peduli. “Baiklah. Bisakah kau menyingkir, Boo? Aku mau mandi.” Ia memegang bahu Jaejoong yang ada di atasnya, lalu menggulingkannya ke samping. Kemudian, ia beranjak dari tempat itu.

Jaejoong berubah antusias. Kedua mata beningnya berbinar-binar. “Aku ikut!” pekiknya senang. Yes, giliran dirinya yang mendapat sarapannya.


♥•*¨*•.¸¸ TBC ¸¸.•*¨*•♥

FF YunJae// YAOI// Drag and Drift King (2 DK)// 1


Title :: Drag and Drift King / (2 DK)
Genre :: Action, lil romance.
Cast :: YunJae & Others
Rating :: A (Aman) :D
Length :: Two shoot
Author :: Dadonk Elf  (Me)
Warning :: EYD pas (Ejaan Yang Diinginkan), typos, Boy x Boy, bad, freak, enggak banget, dll.
Desclaimer :: YunJae is not mine but this FF IS MINE!!
Notes :: HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH TUHAN YME.
==========================================================

Pagi dini hari di jalan tol Gyeongbu, jalan tol penghubung Seoul dan Busan menunjukkan jalanan yang lenggang. Mobil-mobil tampak melaju pada kecepatan yang berbeda. Namun jika diperhatikan, ada dua mobil yang melaju sangat kencang dan saling berkejar-kejaran. Sepertinya balapan liar. Hmm, memang tempat yang pas untuk melakukan Drag atau balapan dengan medan lurus sejauh beberapa kilometer tergantung keinginan si pembalap. Di dalam balapan ini yang dibutuhkan adalah ketepatan memasukkan gigi dan tentu saja senjata andalan. Nitro Oksida atau sering disebut NOS, tabung gas yang berfungsi menambah kecepatan. Tapi sepertinya bukan hanya itu hambatannya. Tentu saja mobil-mobil lain pengguna jalan tol adalah hambatan mereka.

2 kilometer lagi adalah pintu keluar tol sekaligus garis finish. Kedua mobil itu semakin menambah kecepatan. Tampaknya, mobil Mitsubishi Eclipse red metalic itu berada beberapa meter di depan lawannya.

> Mitsubishi Eclipse <

"Cih, ini bukan apa-apa, Jung. Jangan salahkan aku jika setelah ini kau menangisi mobilmu yang akan menjadi milikku," kekeh namja cantik penuh keyakinan. Dua mata bulatnya melirik kaca spion. Musuhnya tertinggal beberapa meter di sana.

Dengan cekatan Jaejoong menginjak kopling dan menaikkan gigi 4-nya setelah spidometer menunjukkan angka 220 KM. Gas diinjak semakin dalam. Membuat setir bergetar lembut. Deruman khas mobil-mobil seperti itu menggema di jalanan. Ia harap Drag kali ini ia bisa hingga memasukkan gigi 6 sebelum ia menekan tombol NOS. Hmm... tapi sepertinya, waktunya tidak cukup.

Sementara lawannya yang menggunakan mobil Toyota Supra berwarna hijau metalik tampak menyunggingkan senyumnya. Ia terlihat santai. Bahkan ia mengemudikan mobilnya hanya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya bersandar pada jendela mobil untuk menopang kepalanya.

> Toyota Supra <

"Ck, sudah kukatakan jangan gunakan mobil itu," gumam Yunho sembari menghindari mobil di depannya.

Benar yang dikatakannya. Eclipse seperti yang dikendarai Jaejoong kurang cocok di lintasan lurus karena Top Speed-nya masih kalah dengan Toyota Supra milik namja berwajah kecil itu dimana kecepatan mobilnya 100% sempurna, meskipun sama-sama memiliki mesin turbo level maksimal yaitu 3. Namun,  kelemahannya ada pada handling atau kendalinya yang agak berat dan tidak segesit milik Jaejoong. Jadi, untuk lintasan Drag yang dibutuhkan adalah kecepatan. Berbeda jika di lintasan berkelok seperti di gunung maka Eclipse akan lebih baik.

Kini mereka melaju berdampingan dengan kecepatan nyaris 280 KM. Yunho melambaikan tangannya ke arah Jaejoong setelah membunyikan klakson agar namja cantik yang tengah tegang itu menoleh. Walaaa.. Jaejoong yang tengah konsentrasi penuh seketika kacau melihat musuhnya tersenyum manis dan melambaikan tangan ke arahnya.

TIINNNNNNNN!!

Suara klakson panjang yang memekak telinga dibunyikan Jaejoong setelah ia berhasil menyalip truk di depannya. Nyaris saja terjadi kecelakaan. 5 centi yang berharga.

"SHIT! SHIT! SHIT! KUBUNUH KAU, JUNG YUNHO!" teriak Jaejoong memukul-mukul setir dan beberapa kali membunyikan klakson. Ia tidak tahu jika reaksinya itu justru membuat Yunho tertawa lantang.

Kesal karena telah tersusul, Jaejoong tidak peduli dengan gigi 6 yang ia dambakan. Peduli setan dengan itu. Mau tak mau Jaejoong harus menerima resiko mobilnya kehabisan NOS sebelum mencapai finish. Semoga saja ia beruntung. 1 KM tersisa, Jaejoong menekan tombol NOS setelah memastikan tidak ada kendaraan di depannya. Seketika mobilnya melaju sangat cepat membelah jalanan dan dinginnya udara malam. Knalpot besarnya mengeluarkan api yang menambah kesan sangar mobil itu. Ia mencengkeram erat setir mobilnya. 2 tabung NOS bukanlah hal yang bisa diremehkan. Beberapa pengendara mobil lain yang bertugas merekam aksi itu memekik senang melihat adegan yang mereka tunggu-tunggu.

Yunho menegakkan tubuhnya melihat mobil Jaejoong yang melewatinya dari sisi kirinya begitu saja dengan kecepatan penuh dan membuatnya terlihat seperti hembusan angin.

"Bodoh! tidak sabaran sekali dia," rutuk Yunho dengan senyum remeh di bibir tebalnya. "Yeah, it's your time, handsome!" pekiknya narsis.

1 KM menuju pintu tol, Yunho bersiap melakukan aksinya. Gas diinjak lebih dalam. Speedometer bergerak menuju angka 280. Kopling diinjak beserta memasukkan gigi 6. Mobil melesat bagaikan hembusan angin. Membuat pemandangan di luar jendela terlihat seperti bayangan. Sesekali mobil meliuk ketika menghindari pengendara lain. Tak berapa lama, angka 300 menghiasi speedometer Supra hijau itu.

500 meter yang tersisa sebelum menuju pintu keluar tol. Yunho menekan 2 tombol NOS sekaligus setelah melihat jalanan lenggang di hadapannya. Seketika mobil melesat semakin cepat disertai hentakkan kuat yang membuat namja tampan itu menggenggam erat setirnya. Mobil perlahan menyusul Eclipse di depannya dengan kecepatan maksimal 351 KM/Jam.

Jaejoong yang memasang raut senang karena yakin akan menang seketika terhenyak dari alam bawah sadar. Ia menatap Supra yang kini sudah berdampingan dengannya. Semakin geram ketika pengemudi mobil di dalam itu tengah memasang senyum sembari melambaikan tangannya lagi ke arah namja cantik yang tengah menatap tajam itu.

"SHIT!" rutuk Jaejoong memukul pinggiran setir. Konsentrasinya kembali buyar.

Tidak ada waktu lagi untuk menambah kecepetan karena pintu keluar tol sudah di depan mata. Jika ia nekat menginjak gas yang tersisa, bisa-bisa 'blow engine' yang mengakibatkan mobilnya mogok karena batas giginya hanya sampai 6. Pikiran buruk lainnya juga menghantui namja berambut dark brown itu. Ia harap NOS-nya tidak habis di jalan karena tadi ia menggunakannya terlalu cepat.

Jaejoong memejamkan matanya melihat pintu keluar tol yang hanya tinggal 2 meter di depannya. Jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tidak mau Eclipse-nya menjadi milik namja bermata musang dan sombong itu. Namun apa daya? Pemenang sudah di depan mata.

"YEAAAHH!!" teriak Yunho senang setelah melewati pintu keluar tol. Ya, dialah pemenangnya. Hanya beda 0,50 detik dengan Eclipse milik Jaejoong. Oh yeah, sekarang hanya tinggal acara penyerahan mobil merah itu.

Sudah tidak heran jika namja tampan yang memenangkannya. Bahkan, Jaejoong sendiri tahu dari awal jika dirinya tidak akan sanggup mengalahkannya. Seorang DK atau Drag King -julukan untuk namja yang baru saja menang itu- mana mungkin bisa terkalahkan di daerah kekuasaannya sendiri?

Jaejoong tersenyum sembari bergumam, "Kau memang DK, Yunnie~ya." Kedua mata beningnya menatap Supra hijau yang ada di depannya dengan kagum. "Tapi aku juga DK, hhaha...." tawa Jaejoong bangga.

♥•*¨*•.¸¸ 2 DK ¸¸.•*¨*•♥

Suara riuh tipuk tangan cukup membuat lupa kumpulan remaja-remaja itu akan dinginnya malam yang sanggup membuat bulu kuduk berdiri. Puluhan mobil balap terjejer rapi di pinngir jalanan di bawah jembatan layang yang menjadi markas mereka. Semakin ramai dengan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kemenangan Drag King mereka. Beberapa yeoja menubrukkan tubuh Yunho untuk memeluk sang juara, sedangkan para namja sibuk menepuk-nepuk bahu dan kepala Yunho. Semua ikut puas akan kemenangan namja tampan itu. Ah, kecuali kubu sang lawan.

Beberapa meter dari gerombolan kubu pemenang, seorang namja cantik keluar dari Eclipse merahnya. Ia melemparkan tatapan tajam pada Yunho. Raut wajahnya seperti akan menelannya bulat-bulat namja yang tengah meneguk kaleng soda itu. Oh, andaikan Yunho tidak menggodanya tadi, mungkin ia akan memang.

"Akan kurobek mulut kalian jika berani mengeluarkan satu kata saja!" desis Jaejoong kesal. Membuat teman-temannya yang sempat mengumpat menjadi diam tak berkutik.

"Hey, kau! Jangan kabur sebelum menyerahkan kunci si merah!" teriak Yunho dengan senyum mengejek di bibirnya.

Jaejoong menatap kesal pada Yunho dengan beberapa yeoja berpakaian mini yang bergelayut manja di lengan namja berkulit coklat itu. "Cih, apa-apaan dia?" gumamnya lalu melemparkan kunci Eclipse-nya yang langsung ditangkap Yunho.

"Senang berbisnis denganmu," ucap Yunho namun tidak dihiraukan Jaejoong yang sudah melenggang meninggalkan tempat itu dengan berjalan kaki. Sepertinya ia harus mengeluarkan beberapa koleksinya dari garasi.

'Tunggu saatnya di lintasan Sprint, Bear.' Jaejoong menarik ujung bibir ketika rencana pembalasan sudah tercetak di kepalanya.

♥•*¨*•.¸¸ 2 DK ¸¸.•*¨*•♥

TINN TINN!!

Suara klakson dua kali menghentikan langkah namja cantik berambut dark brown. Lengkungan manis di bibir merahnya mulai terbentuk. Ia tahu siapa yang datang.

"Cepat sekali kau jalannya, Boo." Yunho membuka pintu Supra hijaunya dan menghampiri lawan sekaligus kekasihnya itu.

Mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat, Jaejoong kembali memasang wajah kesal. Ia membalik badannya dan menatap Yunho. "Wae?" tanyanya pura-pura ketus dengan pout di bibirnya.

"Eoh? Kau masih marah, Boo? Aigoo~ Kau tahu, itu sudah peraturannya. Kau kalah jadi mobilmu jadi milikku," jelas Yunho.

"Aku tidak kalah. Aku sengaja mengalah padamu agar nama baikmu sebagai Drag King tidak berpindah padaku." Jaejoong duduk di sebuah bangku yang ada di pinggir trotoar.

Yunho mengambil ruang di samping Jaejoong. "Hahaha.. Modus macam apa itu?" tanyanya. "Baiklah, pertandingan Sprint besok, aku akan mengalah agar gelar Drift King-mu tidak berpindah padaku."

Jaejoong menatap intens ke manik hitam milik Yunho sebelum ia tertawa lantang. "Apa? Kau bilang gelar DK milikku akan berpindah padamu, Bear? Hahaha... Bahkan tanganmu akan gemetaran sebelum mencapai tikungan." Jaejoong semakin menaikkan satu oktaf tawanya. "Kau sebut itu Drift King?" tanyanya sembari memegang perutnya yang sakit karena tawanya.

"Hentikan tawamu!" kesal Yunho. Kedua alisnya sudah bertaut. Bibir tebalnya pun mengkerucut. "Apa bedanya denganmu? Kau bahkan tidak bisa di lintasan lurus. Tidak sabaran. Dengan sekali senyuman dan lambaian dariku saja, konsentrasimu akan langsung terbang. Kau sebut itu Drag King?" tanyanya membulatkan mata sipitnya. Membalas ejekan Jaejoong.

Namja cantik itu terdiam seketika. Ia mendelik kesal mendengar alibi Yunho. "Huh! Kau menyebalkan! Aku pulang," tegas Jaejoong lalu berdiri dari kursi itu.

"Tunggu! Aku belum mendapat hadiah yang lain darimu, Boojae." Yunho menggenggam pergelangan tangan Jaejoong. Membuat namja cantik itu mengeluarkan smirk sebelum menoleh.

"Kau selalu ingat untuk urusan itu. Dasar pervert!" Yunho tersenyum malu. Jaejoong maju selangkah, dan......

CHUUU~~

Kecupan kilat Jaejoong mendarat lembut di bibir tebal Yunho, kemudian ia beranjak pergi hendak masuk ke dalam Supra milik kekasihnya. Ia tidak tahu kalau Yunho belum tersadar dari lamunannya. Bukan karena ia kaget bibirnya telah disentuh namun ia kaget karena kenapa hanya sebentar? Yunho menyusul Jaejoong setelah ia tersadar.

"Hhhmmmphh..." desah Jaejoong ketika bibir cherry-nya diulum sang kekasih. "K-kkau.. nhaa.. khaaal, Beearrr.."

Yunho menyeringai senang. Jiwa baru memenuhi tiap sudut bagian tubuhnya ketika bibir ranum yang menjadi candu baginya itu ia ulum dengan gerakan maju mundur. Manis. Bahkan lebih manis dari madu. Hisapan semakin dalam. Suara kecapan menjadi melody dari surga dunia fana. Sungguh candu yang memabukkan.

Jaejoong yang bersandar badan Supra hijau tak berniat melepas benda kenyal yang menyentuh bibirnya. Ia membalas kecupan Yunho. Lidahnya mulai bergerak nakal menyusup ke dalam mulut Yunho, mencoba menggoda namja bermata musang itu.
Misi berhasil. Yunho tergoda dan semakin bergerak liar mengulum bibir cherry Yunho.

Setelah beberapa lama dan lelah, mereka melepaskan diri dengan benang saliva yang masih menghubungkan keduanya. Jaejoong tertunduk malu sebelum akhirnya ia membuka pintu Supra Yunho ke atas dan disusul Yunho.

Mereka pergi tanpa tahu bahwa ada seseorang yang memata-matai dan berhasil mengabadikan adegan kissing mereka. Namja yang kelewat tinggi itu tersenyum evil. "Tamatlah riwayat kalian berdua," gumamnya lalu tertawa senang.

♥•*¨*•.¸¸ 2 DK ¸¸.•*¨*•♥

Di tempat ini mereka bersantai. Duduk di atas rerumputan yang ada di tepi gunung dengan beberapa kaleng soda sebagai penyejuk tenggorokan. Taburan bintang yang menggantung di langit gelap menjadi atap dunia yang berkilauan seperti berlian. Gemerlap lampu yang memenuhi kota Seoul, terhampar tanpa batas di depan mata sepasang kekasih itu. Tidak ada yang menolak akan keindahan gemerlap bintang buatan manusia tersebut.

Semilir angin lembut yang membelai pipi, sanggup membuat mata terpejam. Tapi untuk saat ini mereka belum mau menuruti keinginan kedua mata mereka. Masih ada yang mereka tunggu. Ya, mereka menanti kemilau emas matahari yang beberapa jam lagi akan keluar dari tempat persembunyiannya. Benar-benar tempat yang sempurna untuk menyaksikan sunrise secara langsung, bukan?

"Sudah berapa kali kubilang untuk tidak memakai mobil merahmu itu di lintasan drag?! Hahaha.. Liat! Sekarang dia tengah mendekam di garasiku," tawa Yunho mengejek.

Jaejoong menatap Yunho tajam sekaligus membuka kaleng soda yang kedua dengan kasar. "Aku tahu, aku tahu. Cerewet sekali kau ini. Itu mobil kesukaanku, karena itu aku memakainya. Ishhh..."

"Apa kau masih ingat, Boo? Ada 3 unsur penting dalam setiap mobil. Akselerasi, top speed, dan handling. Dari ketiganya, mana yang paling penting?"

"Tentu saja aku ingat meskipun sudah 7 tahun yang lalu kau menanyakannya." Jaejoong kembali menegak sodanya sebelum melanjutkan. "Ketiganya memang komponen penting, tapi bukan berarti ketiganya dapat dipakai sekaligus. Misalnya di lintasan Drag, maka akselerasi dan top speed-lah yang penting. Jika di lintasan Sprint dan Street X, top speed dan handling yang utama. Lalu, untuk lintasan URL, jawabannya adalah akselerasi dan handling. Bukan begitu?" jelas Jaejoong sembari tersenyum manis ke arah Yunho.

===================================================
NOTES ::
Spint --> Lintasan balap jarak jauh dan menggunakan jalanan umum sebagai sirkuitnya.
Street-X --> Lintasan balap di sirkuit.
URL --> Lintasan balap di sirkuit yang lebih kecil daripada Street-X dan lebih banyak tikungan tajam, mulai dari 45°, 90°, dan 180°. Di lintasan ini peserta dilarang dan memang tidak akan bisa menggunakan NOS. Arena sirkuit URL biasanya di bawah tanah.
=========================================================

Yunho ikut tersenyum sembari mengacak kasar rambut coklat Jaejoong dengan gemas. "Daya ingatmu sudah membaik rupanya, haha.." tawa Yunho.

"Apanya yang membaik? Aku memang cerdas dari dulu," protes Jaejoong dengan merapikan tatanan rambutnya.

Untuk sesaat keheningan menyelimuti mereka. Dari keduanya tengah sibuk dengan pikiran masing-masing. Hanya desiran angin fajar yang sayup-sayup terdengar di telinga.

Tidak berapa lama, bibir Jaejoong mulai terbuka, hendak bicara, "Sampai kapan kita harus bersembunyi, Yun? Ehm.. maksudku, cepat atau lambat mereka pasti akan tahu tentang hubungan kita meskipun kita berakting dengan baik, 'kan? Sampai saat itu tiba, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa." Jaejoong bergumam pelan tanpa mengalihkan pandangan dari bintang-bintang buatan manusia di depannya.

"A-aku juga tidak tahu," jawab Yunho menghela napas panjang. "Hubungan kita ini benar-benar sulit.”

"A-apa kau mulai ragu dan menyerah, Bear?" tanya Jaejoong menatap intens ke mata musang yang tengah membulat milik namja tampan dan gagah itu.

"Apa?! Tentu saja tidak!" jawab Yunho mantap. Sementara Jaejoong tersenyum lega.

"Sekarang giliranku yang bertanya, Yun. Dalam sebuah hubungan, mana yang lebih penting antara cinta, kepercayaan, dan kesetiaan?" tanya Jaejoong lagi.

"Tentu saja cinta. Kenapa harus ditanyakan lagi?"

"Bukan itu. Ck, jawab baik-baik. Pikirkan lagi!" suruh namja cantik itu.

"Salah? Aaa.. kalo begitu jawaban pasti seperti ketiga komponen mobil yang tadi aku tanyakan, aniya?" tebak Yunho sok tahu. "Tergantung hubungan apa yang sedang dijalani." Yunho mengangguk-anggukkan kepalanya, yakin atas jawabannya.

BUGHH!!

"Aaaauuwhhh..!"

Sebuah kaleng soda yang masih utuh dan belum terbuka mendarat di kepala Yunho. Jaejoong memukulkannya ke kepala Yunho tanpa permisi.

Yunho melempar deathglare lucu karena bibirnya ikut mengkerucut kesal. Ia menatap Jaejoong dengan tanda tanya besar sambil mengusap-usap kepalanya yang berkedut. Kenapa kekasihnya yang sudah ia jinakkan jadi liar lagi?

Jaejoong tertawa terpingkal-pingkal melihat raut wajah Yunho. Ia membungkuk dalam dan memegangi perutnya yang sedikit sakit. Senang rasanya bisa memukulnya. Dengan begitu Jaejoong harap Yunho akan memakai otaknya dengan benar. Sekali-kali memukulnya tidak apa-apa, bukan? Toh, itu tidak akan membuatnya amnesia atau idiot mendadak.

"Kenapa memukulku, eoh?!" tanya Yunho kesal.

CHUU~~

Kecupan sekilas menghampiri bibir tebal Yunho. Lagi-lagi Jaejoong melakukannya tanpa memberitahu namja tampan itu. Tentu saja Yunho tidak bisa dapat merasakan sensasinya karena terlalu mendadak.

"Aku sudah membayar ganti rugi, oke?!" Jaejoong terkekeh geli sembari meneguk sodanya setelah membukanya dan terkejut melihat tutup kalengnya sudah sedikit terbuka, membuat air sodanya merembes keluar. Ahh, ternyata pukulan Jaejoong keras juga.

Yunho tersigap. Ia hendak membalas perkataan namja cantik itu namun diurungkan niatnya karena mendengar desahan napas yang panjang dan berat darinya.

"Kebanyakan orang juga berpikir bahwa cinta adalah segalanya dan sesuatu yang paling penting. Tapi, mereka tidak menyadari ada yang lebih penting dari itu. Mereka tahu, namun tidak menyadari keberadaan yang berperan penting dalam suatu hubungan." Jaejoong terdiam sesaat dan meneguk sodanya lagi. "Kepercayaan. Itulah yang paling penting. Hubungan antara keluarga, saudara, teman, kekasih dan apapun itu, hal yang paling penting adalah saling percaya dan menjaga kepercayaan itu. Tanpanya semua bentuk hubungan pasti tidak akan bertahan lama. Ara?" Jaejoong menoleh ke arah Yunho yang sedang mengangguk-angguk paham seperti anak kecil.

"Hahhh.. Baiklah. Aku mau tidur dulu, Bear. Masih 1 jam lagi sebelum matahari terbit," ucap Jaejoong melihat jam di ponselnya. "Bangunkan aku 30 menit lagi, ne?!" Jaejoong merebahkan tubuhnya dengan menggunakan paha Yunho sebagai alas kepalanya.

Yunho berdecak ingin protes namun justru membelai rambut coklat nan halus Jaejoong. Setelah memastikan namja cantik yang mempunyai julukan Drift King itu benar-benar sudah tertidur, Yunho membaring tubuhnya tanpa memindahkan kepala Jaejoong dari pahanya. Ia menatap gelapnya atap dunia dengan jutaan bintang yang seakan tertempel menghiasinya langit sebagai backgroundnya.

Angin sepoi yang menyapu pipi dan menggoyangkan helaian rambutnya cukup membuat ngantuk namja bermata musang itu. Tidak butuh waktu lama, sampai akhirnya kedua mata musang Yunho benar-benar terpejam.

Semburat orange yang muncul di ujung garis khatulistiwa, langit malam yang perlahan memudar dan menghilangkan jejak bintang di langit timur, kicauan burung-burung yang hendak mencari makan dan beterbangan di angkasa rupanya tidak mengusik sepasang kekasih itu. Bahkan hingga matahari benar-benar muncul dan hampir berada di atas kepala, jutaan cahaya bintang di langit pun sudah terganti dengan cahaya sang Raja Cahaya, dan suara alam lainnya, tidak mengusik mereka sama sekali. Sepertinya mereka sangat lelah.

"YAK!! BANGUN, BERUANG BODOH!" teriak Jaejoong setelah terbangun karena suara klakson mobil yang melewati jalanan di belakang mereka. Ia menggoncang kasar tubuh Yunho. Sesekali ia mencubit pipi dan menarik rambutnya. Susah sekali bangunnya. Ck, dasar beruang.

Yunho mengerjapkan matanya mencoba beradaptasi dengan cahaya menyilaukan yang menyerang retina matanya. Ia menggeliat untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku. Kemudian, ia tersadar akan sesuatu.

Dengan takut-takut ia menoleh ke arah Jaejoong. Oh tidak! Yunho bisa melihat dua tanduk yang tumbuh di kepalanya dan sepasang taring yang mencuat keluar dari bibirnya. Aura hitam  pun menyelimuti tubuh namja cantik itu. Meskipun  itu tidak terlihat mata, namun Yunho dapat melihatnya dengan hati dan merasakannya. Hah, selalu berakhir seperti ini jika Yunho tertidur dan membuat namja cantik itu kehilangan Sunrise.

"KENAPA KAU JUSTRU IKUT TIDUR, EOH! SUDAH KUBILANG UNTUK MEMBANGUNKAN AKU. LIAT! KARENA ULAHMU LAGI, AKU KEHILANGAN SUNRISEKU!" teriak Jaejoong marah. "SUNRISEKUUUUU!!" pekiknya lagi. Membuat Yunho bergegas masuk ke dalam Supra-nya.

"JANGAN KABUR, JUNG! Kau sudah membuat aku kehilangan sunrise-ku. Sekarang akan kuambil Eclipseku!!!"


♥•*¨*•.¸¸ 2 DK ¸¸.•*¨*•♥

"Hyung!! Ini tidak bisa dibiarkan. Mereka membohongi kita semua dan melanggar peraturan yang membahayakan nyawa kita semua. Kalau hubungan mereka diketahui semua pihak, kau tahu resikonya, kan Yoochun Hyung?!"

Namja yang dipanggil Youchun itu mengusap wajahnya kalut. Kamera digital di hadapannya menampilkan foto dua namja yang ia kenal tengah berciuman. "Aku tahu, aku tahu. Diamlah! Aku tengah memikirkan cara untuk memberi hukuman kepada mereka," ucapnya.

Mereka terdiam. Yoochun memandangi foto itu lagi. Sebagai ketua, ia harus memikirkan akibat yang akan ia dan kelompoknya terima. Pertarungan. Bukan sembarang pertarungan, tapi pertarungan di jalanan dengan semua anggota kelompok juga akan terlibat. Lalu, tentu saja bukan mobil atau uang yang jadi taruhannya. Tapi, nyawa.

Tidak. Yoochun tidak bisa membiarkan itu. Ia tahu  kalau ketua dari kelompoknya Jaejoong tahu hal ini, pasti ia juga akan mencari cara untuk menghindari pertarungan yang mengerikan itu. Yunho dan Jaejoong telah melanggar peraturan yang paling penting dengan menjalin hubungan. Jadi, mereka tahu resiko apa yang harus ia terima. Ya, mereka harus dihancurkan.

"Hyung, jangan karena dia adalah Yunho Hyung, orang yang kau percayai dan seorang DK, kau membiarkan begitu saja. Jangan sampai pertumpahan darah 10 tahun yang lalu kembali terulang." Namja yang bertubuh tinggi itu mencondongkan badannya ke depan. Ia menatap tajam ke dalam biji manik hitam milik Yoochun.

"Baiklah. Aku akan menemui Xiah untuk membicarakan ini. Kau, lakukan apa yang harus kau lakukan seperti biasanya, Changmin~ah." Yoochun beranjak pergi dan disusul namja tinggi itu dengan senyum kecil di bibirnya.

♥•*¨*•.¸¸ TBC ¸¸.•*¨*•♥

Cuap-Cuapku ::
FF ini terinspirasi dari games 3D kesukaanku :’) #Ga Tanya#  Untuk nama2 yg berhubungan dengan dunia permobilan aku ambil dari game NFS Underground. Ingat, hanya dunia perMOBILannya saja.Termasuk gambarnya juga aku yg buat di game itu.Tapi, Line story murni ideku. Istilah-istilah arena balap pun aku jelasin pake bahasaku sendiri jadi semoga bisa dimengerti ^^
This is My World © 2008 Template by:
SkinCorner